Advertisements
Fajar Nugraha Wahyu
Social Media
Setiap orang memiliki kendaraan yang
kita sebut dengan self dan dalam diri itu terdapat mentalitas jiwa pembawa diri
itu. Maka dari itu kita perlu membentuk mental itu mau dibawa ke mental penumpang
atau mental pengemudi. Mentalitas penumpang boleh mengantuk atau bahkan
tertidur tidak dengan mentalitas pengemudi yang satu detik pun tak boleh
mengantuk atau bahkan tertidur. Penumpang tak merasa perlu tau arah karena ada
pengemudi. Nah pengemudilah yang berpikir keras harus mengetahui arah dan
mengambil resiko di jalan. Inilah perbedaan mental mereka. Sang pengemudi tiap
hari mengalami kondisi jalan yang berbeda dan harus cepat beradaptasi
dengannya.
Fisik dan metal seseorang harus
terus dipelihara kesehatan penting tetapi tidak cukup. Tubuh itu harus dilatih
kelenturan dan ketangkasannya dan perlu diberi berbagai keterampilan hidup yang
membuatnya tangkas dan diterima masyarakat di sekililingnya. Mentalitas juga
bisa dilatih entah itu integritasnya atau keberaniannya ataupun kejeliannya
melihat sinyal alam. Mumpung masih mudaa berikan tantangan maka sendirinya akan
mengeksplorasi kehidupan dan membawa kendaraannya ke tujuan yang indah.
Menjadi driver bukanlah sekedar
duduk di bangku kemudi dan mampu memuta setir dengan surat izin mengemudi.
Banyak manager yang memegang surat izi memimpin perusahaan yang dikeluarkan
oleh direksi, namun di posisi itu mereka tak banyak berbuat apa-apa. Sementara
di lingkaran penting pengambilan keputusan pemerintahan kita juga banyak
menemui orang- orang yang hanya menjalankan perintah orang lain. Dan ada banyak
gubernur yang mempin tanpa pikiran perubahan sama sekali. Mereka hanya
formalitas demi jabatan tanpa ada gebrakan untuk merubah atau menciptakan suatu
perubahan. Sama halnya dengan rakyat Indonesia yang ingin pergi wisata tetapi
menggunakan jasa travel, mereka bisa menikmati tujuannnya tapi tidak bisa
menikmati journeynya. Perjalanannya tanpa ada tantangan karena mereka dibimbing
sama yang sudah ahli di bidangnya. Mereka harusnya jalan sendiri tanpa trabel
agar bisa mengalami perjalanan yang tak terlupakann menghapi resiko dan mencari
solusi perjalanannya.
Manusia yang hanya hidup untuk dirinya sendiri
cenderung lemah dalam mengendalikan tuntutan – tuntutan kesenangan yang dating
dari dalam maupun dari luar dirinya. Ingatlah hal ini dalam setiap kepala
manusia selalu terdapat seekor kuda liar dan seorang penunggangnya. Manusia
disiplin adalah manusia yang berusaha keras dan akhirnya berhasil mengendalikan
kuda liar itu menjadi kuda yang jinak dan mudah dikendalikan. Manusia yang
berdisplin diri akan mendapatkan alat control yaitu self control maka kita bisa
membedakan Selfish dan altruistic
Dimana selfish – Segalanya untuk
sendiri, kapitalis sejati 100% dan control diri lemah. Dan altruistic –
segalanya untuk orang lain, social entrepreneur, control diri kuat. Self
discipline adalah sebuah kemampuan yang memungkinkan anda bertindak tanpa
terganggu oleh keadaan emosi. Kita tidak membutuhkan mood untuk melakukannya.
Anda sangat terpacu untuk mencapai tujuan yang anda tetapkan sendiri. Jadi ada
raas tanggung jawab dan kehendak tanpa campur tangan orang lain. Namun, tentu
saja self discipline terbentuk karena latihan. Mulanya anda melakukan hal-hal
yang anda tidak sukai karena desakan orang lain untuk mencapai sesuatu.
Setiap orang punya energy dan anda
tak perlu memulainya dari suatu kemewahan. Dengan segala keterbatasan anda pun
bisa memulainya. Anda bisa memulainya dari peluang yang tak terbatas yang bisa
dibuka dengan energy anda. Orang-orang yang tak menguasai seni memulai selalu
mengawali dengan keluhan-keluhan, komlain keterbatasan dan alasan maka itu penumpang
yang buruk.
Sedangkan orang-orang yang memiliki seni memulai
selalu mengawali dengan energy yang besar dengan mimpi-mimpi besar yang diurai
dalam langkah-langkah kecil yang terkendali. Maka mulailah sedini mungkin
sekarang juga dari diri sendiri dengan impian besar , namun dari hal-hal kecil
yang bisa anda lakukan. Dengan cepat memulai maka akan muncul peluang atau
resiko yang mungkin dihadapi dan dicari solusinya.
Meski manusia dewasa harus dapat
mengendalikan emosi manusia tetap memerlukan emosi untuk mendorong semangat
kerjanya. Emosi elemen penting yang membuat anda ingin mendalami sesuatu. Emosi
berarti semangat, ambisi , keinginan kuat dan napas yang membara untuk
melakukan sesuatu yang besar dan menciptakan kekaguan. Itulah sebabnya manusia
perlu menekuni hobinya. Apapun itu tidaklah begitu penting yang terpenting anda
menciptakan ketertarikan. Dan dengan sendirinya akan disiplin dengan
ketertarikan itu. Manusia berdispilin
yang menjadi driver adalah manusia dengan ketertarikan pada bidang tertentu.
Manusai ini bergerak ke depan dan optimis sedangkan mereka yang tak memiliki
ketertarikan tidak memiliki disiiplin diri akan bergerak mundur dan cepat
menyerah. Ada banyak caru untuk memupuk ketertarikan sehinggan bisa terus
berkarya. Berlatih , bekerjalah dengan sasaran yang jelas, pelajari aturan –
aturannya, buang perilaku – perilaku buruk. Jadilah manusia bertanggung jawab,
bekerjalah dengan deadline. Menurut Shiv kera dalam buku you can win, inilah
yang harus dihindari orang-orang yang bermental passenger yang umumnya hidup
dalam 7 karakter ini sehingga hidupnya tidak mau mengambil resiko di hidupnya yaitu
kurang gigih,kurang tekun, rasionalisasi, tidak belajar dari kesalahan, tidak
disiplin, kurang pede dan bersikap fatalistic.
Ayo berubah mental menjadi driver kalupun tidak bisa
rubahnya menjadi good passenger
Artikel Terkait
Advertisements
Title : Review buku Self Driving
Description : Fajar Nugraha Wahyu Social Media Setiap orang memiliki kendaraan yang kita sebut dengan self dan dalam diri itu terdapat m...
Description : Fajar Nugraha Wahyu Social Media Setiap orang memiliki kendaraan yang kita sebut dengan self dan dalam diri itu terdapat m...
0 Response to "Review buku Self Driving"
Post a Comment