Iklan

Social Icons

Powered by Blogger.

GOOD TIMES



Advertisements




Nawfalsky Bagis Muhammad Karangpuang
First Impression, Last Interpretation.
Awal saya bertemu dengan kelompok 238, di Auditorium Harun Nasution, awalnya saya merasa kurang percaya diri dengan kelompok saya. Karena dari awal pertemuan anggota-anggotanya sepertinya adalah orang- orang yang pemalu dan sedikit bicara. Namun itu hanyalah persepsi awal saya saja, mungkin karena baru bertemu saja jadi mereka masih belum bisa membuka diri. Setelah menentukan siapa ketuanya, yaitu saudara Irsyad, kami mulai menentukan waktu-waktu rapat. Karena pada saat itu kami masih belum mendapatkan dimana kami akan ber-KKN dan siapa dosen pembimbing kami, mindset saya adalah bahwa kami bersebelas akan mendapatkan tempat yang jauh dari peradaban dan teknologi, sehingga kami dapat bekerja semaksimal mungkin di tempat tersebut. Lalu saya juga ber-mindset bahwa kami akan mendapatkan dosen pembimbing yang tegas dan peduli kepada kami. Setelah menunggu hasil tempat dan dosen pembimbing dari PPM, akhirnya tibalah saatnya untuk pengumuman tempat dan dosen pembimbing, yang mana kami bersebelas di tempatkan  di Kelurahan Muncul, Tangerang Selatan dan mendapatkan dosen pembimbing yaitu Bapak Yoghi Citra Pratama M.Si.
Ternyata prasangka saya tentang tempat dimana kami akan ber KKN kurang tepat, karena Kelurahan Muncul ini sudah cukup maju dan tidak tertinggal oleh peradaban dan teknologi, sehingga membuat saya bingung akan program kerja apakah yang akan saya kerjakan di sana. Untuk prasangka saya terkait dosen pembimbing, alhamdulillah bapak Yoghi ini adalah orang yang sangat tegas, bertanggung jawab, dan sangat care kepada mahasiswa-mahasiswa yang dibimbing oleh beliau. Beliau sangat membantu kami ketika kami dilanda kegalauan dalam membuat program kerja, salah satu saran beliau adalah membuat seminar kewirausahaan, karena ketika kami survei bersama beliau, beliau melihat ada banyak sekali potensi yang ada di kelurahan Muncul di bidang entrepreneurship. Masih banyak lagi program-program yang beliau sarankan, dan itu sangat membantu kami dalam menemukan ide-ide untuk membuat program- program kerja dalam KKN kami. Saya sangat bersyukur karena kami mendapatkan kesempatan untuk ber- KKN di kelurahan Muncul, walau awalnya  kendala  yang  kami  dapatkan  adalah  bahwa  3  dari  6   RW     di


Kelurahan Muncul sudah berbentuk perumahan, akhirnya kami di tempatkan di Kampung Baru Asih, RW 03 Kelurahan Muncul.
Awalnya, kami belum menemukan apa saja potensi yang ada di Kampung Baru Asih ini setelah 2 kali survei, namun ketika kami survei bersama Bapak Yoghi, akhirnya kami menemukan bahwa ada banyak sekali potensi-potensi yang dapat dikembangkan di Kampung Baru Asih ini. Setelah kami bersilaturahmi ke Kelurahan Muncul pada saat survei, kami langsung menuju ke rumah Bapak RW Kampung Baru Asih ini yaitu Bapak Rajat Iskandar, beliau adalah orang yang sangat ramah dan baik hati, itu juga menjadikan alasan mengapa Bapak Rajat biasa dipanggil oleh “Bang Rajat Mi’un” yang menurut mereka arti Mi’un tersebut adalah “ramah”. Akhirnya setelah beberapa kali survei dan merapatkan banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum KKN, kami berpisah karena pada saat itu  mulai libur lebaran dan kami berjanji bahwa 2 minggu setelah lebaran, kami harus berkumpul lagi dengan membawa dana dari proposal maupun iuran yang diwajibkan oleh kelompok kami demi kelancaran KKN ini.
Setelah pertemuan kembali setelah lebaran, kami mengadakan rapat terakhir membahas teknis keberangkatan dan teknis program-program yang akan kami laksanakan pada minggu pertama pada saat KKN. Dan akhirnya, setelah pelepasan mahasiswa KKN 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dipimpin oleh Bapak rektor, kami langsung berangkat ke Kampung Baru Asih, Kelurahan Muncul.





Meet FAITH, The Team That Will Never Ends.

Semenjak memulai KKN pada tanggal 25 Agustus 2016, saya mulai belajar untuk membaca personaliti dari setiap orang yang ada di kelompok saya. Mereka memiliki banyak sekali karakteristik yang berbeda-beda, dan tugas saya lah untuk menjadi pribadi yang flexibel sehingga dapat diterima oleh mereka, tentu saja dengan membuat mereka senang adalah kesan awal terbaik ketika memulai suatu hubungan. Dimulai dari awal kita rapat, saya sudah dapat melihat karakteristik atau sifat-sifat dasar pada setiap orang yang ada di kelompok saya.
Mari kita mulai dari sang ketua itu sendiri, saudara Muhammad Irsyad Hidayatulloh yang akrab dipanggil Irsyad, seorang ketua yang mengajukan dirinya sebagai ketua itu sendiri, buat saya ini adalah hal yang luar biasa, karena saya pun yang ditunjuk awalnya untuk menjadi ketua karena saya memulai pembicaraan di antara kita semua pun menolak untuk


menjadi ketua dengan banyaknya alasan yang saya buat. Irsyad bagi saya adalah seorang pribadi yang unik, dengan kebiasaannya mengaji setiap selesai maghrib membuat saya terpacu untuk melakukan hal-hal positif lainnya dengan lebih baik lagi, karena saya tinggal seatap dengan dia, yaa mau gak mau virus positif yang dia miliki tersebar dan alhamdulillahnya saya tertular. Irsyad adalah contoh pemimpin yang bersifat plegmatis namun sangat dihormati oleh anggota-anggotanya.
Lanjut dengan wakil ketua, Muhammad Soivi yang biasa akrab dengan panggilan “Bang Jack”, mahasiswa semester 10 yang awalnya saya kira akan memberikan sedikit kontribusi selama KKN. Ternyata setelah saya tinggal seatap dengan beliau, ada banyak sekali ilmu dan manfaat yang bisa saya ambil dari beliau, mulai dari rajinnya beliau membaca buku dan banyak sekali film edukatif yang beliau simpan di laptopnya yang pada akhirnya saya copy semua. Apa yang terlihat mata bukanlah segalanya, yang awalnya saya kira “Bang Jack” hanya sedikit memberikan kontribusi selama KKN, ternyata beliau adalah tipe orang yang senang ketika berkontribusi khususnya untuk masyarakat. Bang Jack adalah contoh seorang Koleris yang senang mendorong kawannya untuk melakukan hal positif yang banyak.
Selanjutnya adalah sekretaris kami yaitu Qurrotul’Ain Nurul Ulfah atau biasa dipanggil Ulfah. Orang yang sangat melankolis, sempurna, perfeksionis dalam melakukan hal apapun. “Anak ini ga bisa diremehkan” pikir saya awal bertemu dengan dia di auditorium Harun Nasution ketika pembekalan KKN. Dia benar-benar menjadi sosok yang memicu saya untuk maksimal dalam melakukan segala hal, dia lah satu-satunya orang yang mengingatkan kami akan laporan mingguan, tugas-tugas dalam pembuatan buku dia semua yang membagikannya kepada kita semua. Sampai sekarang pun saya tetap beranggapan bahwa orang-orang seperti Ulfah lah yang dapat mengonsepkan sistem-sistem berbasis kebaikan di dalam negara ini karena dia sudah buktikan selama sebulan di KKN dengan membuat konsep-konsep program kerja yang kami laksanakan di sana.
Dwi Rahma Putri, seorang bendahara jenius yang entah kenapa tidak pernah lelah dalam mengingatkan kami terkait anggaran dana dan hal-hal berbau dana lainnya. Saya senang karena di kelompok ini, sekretaris dan bendaharanya adalah seorang yang sempurna dalam melakukan segala hal, yang biasa kita sebut orang-orang melankolis. Dengan perawakannya yang santai,  Dwi  lebih senang ketika jujur  apabila kita belum  ada  uang  untuk


membayar uang kas maupun uang iuran lainnya. Dwi adalah orang dengan tutur kata yang baik sehingga setiap peringatan-peringatannya selalu dilapisi dengan kata-kata yang halus dan lembut, sebagaimana obat pahit yang dibungkus oleh lapisan gula.
Lanjut ke Suci Dwi Pertiwi, sosok “Mami” buat kami. Orang yang sangat care kepada kami. Ada salah satu perkataan suci yang sampai sekarang menjadi sebuah prinsip bagi saya yaitu “Emang sih, setiap  manusia ga bisa kita tuntut untuk peka, cuman seenggaknya kita lah yang peka sama orang lain, biar orang lain seneng juga gitu ama kita” ucapnya pada suatu malam evaluasi. Jujur, saya senang ketika Suci bicara blak- blakan, walaupun terkadang agak nyelekit cuman kalau ngga kayak gitu selamanya kita gak akan peka terhadap sesama. Suci adalah sosok Koleris yang dapat diandalkan, dan entah apa jadinya kelompok kami bila tidak  ada Suci yang selalu mengingatkan kita akan kepekaan terhadap sesama.
Selanjutnya adalah Qurrotul Aini, biasa saya panggil “Ai” ketika yang lain memanggil Aini. Seorang plegmatis-sanguinis yang “nuruuuut” saja ketika kita membuat sebuah keputusan. Ai adalah orang yang benar-benar mengingatkan saya bahwa sifat menghormati orang lain dengan tulus itu sangat penting, walaupun dia jarang membicarakan  hal-hal  tersebut kepada saya, namun saya dapat melihatnya dari sifat-sifat baiknya yang entah dia sadar atau tidak dia lakukan. Dari dia  juga saya belajar  bahwa kita harus pintar-pintar dalam bersikap kepada orang lain, dan itulah yang saya lakukan ketika kami berada di bawah tekanan di saat salah satu program kerja saat HUT RI ke 71 berlangsung di Kampung Baru Asih. Ai juga orang yang memiliki sifat sabar yang tinggi di antara yang lain, dan mungkin Ai adalah satu-satunya perempuan di kelompok KKN FAITH yang memiliki banyak kesamaan dengan saya.
Dilanjut oleh Nova Siti Nurlaela, sosok “Mama” buat kami. Oke, kalau Suci adalah Mami, maka Nova adalah Mama. Nova adalah orang yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan, contohnya dia sangat sering mengingatkan kita akan shalat 5 waktu, yasinan, dan lain-lain. Nova juga menjadi “Main Chef” di dalam kelompok kami. Nova dan Suci adalah 2 sosok yang tidak bisa lepas dari kelompok kami, karena 2 orang ini selalu berlomba dalam memberikan kepeduliannya kepada kami, Nova juga lah orang yang selalu menyemangati saya ketika saya down memikirkan dana yang tak kunjung turun dan masalah-masalah lainnya. Sosok Plegmatis yang benar-benar khusyu’ dalam melakukan segala hal.


Lalu Siti Amelia Putri atau biasa dipanggil Lia, orang Bogor asli yang terkenal dengan sifat sanguinisnya. Tiada hari tanpa tawa yang selalu dimulai oleh lawakan-lawakan ataupun tingkah laku Lia yang lucu. Ketika kita sedang makan bersama, ada saja celetukan-celetukan lucunya yang selalu membuat salah satu dari kelompok saya “keselek” atau tersedak. Lia adalah orang yang paham bagaimana dia menempatkan sifat-sifat sanguinisnya pada waktunya. Lia juga bisa menjadi orang yang koleris yang terkadang sampai membuat saya berpikir “Ini anak tomboy juga” walaupun sifat kolerisnya hanya keluar di saat-saat tertentu saja. Lia banyak mengajarkan kepada saya bahwa ketika kita ingin diakui oleh orang lain, maka buatlah orang tersebut tertawa dengan cara yang baik dan kita akan disenangi oleh orang tersebut.
Selanjutnya adalah Zainal Muttaqin alias Aqin. Sifat Sanguinis- Kolerisnya tidak main-main. Dia adalah sosok orang yang mengajarkan saya untuk menjadi produktif setiap harinya. Buat saya, Aqin lah orang yang sebenarnya lebih cocok menjadi ketua di kelompok ini. Namun dia memilih untuk tidak, demi menghormati ketua kita yang sekarang sangat semangat untuk menjalankan KKN dan memegang amanah sebagai ketua. Aqin lah yang memicu kami untuk membuat link ke sana-ke sini di Kampung Baru Asih untuk memperlancar program kerja kami. Salah satunya adalah bekerjasamanya kelompok KKN FAITH dengan tangerangonline.id yang awalnya di komunikasikan oleh Aqin kepada Mas Bari, salah seorang admin di situs tersebut. Aqin juga seorang gamers seperti saya dan setiap malam apabila tidak ada agenda, kami bermain game bersama untuk refreshing pada otak sehingga rasa stress yang timbul menghilang. Aqin juga sering “nyeletuk ga jelas” seperti mengikuti iklan-iklan yang ada di TV seperti ketika kita mau makan bersama pasti dia akan nyeletuk “ada  kelezatan baru, mie sedap white curry” dan itu selalu membuat kami tertawa sebelum makan.
Yang terakhir adalah Taufan Bayu Adjie Wibowo, biasa saya panggil Bayu. Menurut saya Bayu adalah orang yang memiliki pemikiran yang luas, dan ini membuat kami senang berbicara dengannya. Bayu juga mengajarkan saya tentang ilmu-ilmu desain. Bayu adalah sosok sanguinis-koleris yang dibuktikan melalui setiap rapat, pasti dia lah yang memulai ide-ide teknis setiap acara yang akan dilaksanakan dalam program kerja kami. Bayu adalah  orang  yang  cerdas  dalam  mengendalikan  situasi  lapangan  ketika


sebuah acara atau program kerja berlangsung dan orang-orang seperti Bayu lah yang dibutuhkan dalam setiap kelompok.
Kesimpulannya adalah orang-orang ini akan tinggal selama kurang lebih 30 hari bersama saya, dan saya harus menyerap banyak sekali ilmu  dari orang-orang ini. Terkait kekeluargaan dan Quality Time akan  terbentuk dalam sebuah kebersamaan tanpa batas yang kami ciptakan selama di sana, walaupun tidak sedikit juga kekurangan-kekurangan dari setiap personal yang ada di kelompok kami, namun yang terbaik yang saya lakukan adalah mencintai kelebihan dan kekurangan mereka, karena itulah prinsip keluarga yang sesungguhnya.

Good Place, Good Time

Kampung Baru Asih, RW 03, Kelurahan Muncul adalah tempat dimana saya dan kelompok KKN FAITH melaksanakan KKN. Sebelum saya mendapat informasi tentang tempat dimana saja akan melaksanakan KKN, saya mengira bahwa saya akan ditempatkan di tempat yang luar biasa jauh tertinggal dari peradaban dan teknologi sehingga saya menyiapkan mental saya untuk bekerja lebih keras lagi ketika KKN. Ternyata ketika kami ditempatkan di Kelurahan Muncul, syukur alhamdulillah saya ucapkan karena bagi saya Kelurahan Muncul tidak tertinggal jauh dari peradaban dan teknologi. Setelah saya survei ke sana, ternyata kami ditempatkan di Kampung Baru Asih, RW 03, Kelurahan Muncul yang mana di ketuai oleh Pak RW Rajat Iskandar yang biasa kita panggil dengan panggilan “Pak Jaro”.
Di sana kami juga berkenalan dengan banyak sekali tokoh masyarakat, dan yang paling membekas di kehidupan saya adalah pak Djuhaerudin atau akrab disapa dengan panggilan “Pak Jum” ini. Beliau adalah kepala sekolah dari SDN Muncul 02 dimana tempat kami mengajar di sana. Pak Jum pernah berkata seperti ini “Kalian mahasiswa setelah selesai dari sini, kepakkanlah sayap kalian ke dunia yang luas ini, sebagaimana dalam Qur’an Surat Al-Jumu’ah ayat 10 yang menjelaskan tentang bahwa setelah ditunaikan shalat maka manusia harus bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah, jangan untuk cari macam-macam, insya allah kalau kamu cari Ridho Allah, yang macam-macam yang kamu ingin pasti ngikut dapet juga”. “Quotes” ini sangat luar biasa menurut saya dan menjadi bahan muhasabah lagi bagi diri saya sebagai seorang mahasiswa yang mana mahasiswa adalah sebagai bentuk “Agent of Change”


dan dari sinilah saya membuat sebuah perubahan, dari Kampung Baru Asih ini lah saya harus membuat perubahan yang berarti bagi mereka.
Pemuda dan pemudi Kampung Baru Asih juga mengajarkan saya tentang arti kekompakkan yang sesungguhnya, bagaimana sebuah komunitas atau kelompok menciptakan rasa kekeluargaan yang dalam, saling mencintai dan menutupi kekurangan yang dimiliki oleh anggota keluarga atau sahabat yang kita punya, saling membuat senang satu sama lain, dan bertujuan untuk menciptakan bumi yang lebih nyaman untuk ditempati. Di sana juga saya melihat yang awalnya pemuda dan kaum orang tua itu masih kurang akrab, jarang ada komunikasi antara pemuda dan kaum orang tua di sana, inilah yang menjadi salah satu misi kami selama di sana, untuk menyatukan kaum pemuda dan kaum orang tua sehingga menciptakan Kampung Baru Asih yang lebih produktif dan menyenangkan lagi. Alhamdulillah selama kami di sana, ada banyak problematika- problematika yang bersama dengan para pemuda dan kaum orang tua serta kami kelompok KKN FAITH yang terselesaikan dengan lancar.

What if I was Them ?

Pasti akan menyenangkan bila saya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, mungkin saya bisa bilang bahwa salah satu hobi saya  adalah bermanfaat bagi orang lain, begitu pula lah dengan apa yang saya lakukan andaikan saya terlahir atau menjadi warga di Kampung Baru Asih. Di sana saya belajar untuk menjadi manusia yang produktif setiap saat, sebisa dan semaksimal yang dapat kita lakukan.
Kampung Baru Asih adalah tempat yang baik untuk mengembangkan potensi diri bermasyarakat dan bernegara. Alhamdulillah Kampung Baru Asih juga sudah tidak tertinggal dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, jadi hanya tinggal menyesuaikan bagaimana penggunaan teknologi seperti digital marketing karena di sana banyak sekali pengusaha atau entrepreneur yang memiliki potensi yang besar di bidangnya. Saya sangat yakin bahwa dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun lagi, Kampung Baru Asih dapat menjadi daerah yang bermasyarakat madani dan menjadi contoh yang baik bagi daerah-daerah lainnya.
Anak-anak di sana sudah dilatih dan diberikan pemahaman terkait ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini, terbukti dengan adanya SMK IPTEK di sana yang menjanjikan penerapan-penerapan ilmu pengetahuan yang  siswanya  dapatkan  di  sekolah,  dan  di  sekolah  itu  juga  lah mereka


mempraktekkannya. Anak-anak SD di sana terutama SDN Muncul 02 juga sudah paham akan apa itu teknologi, maka jelaslah sudah bahwa Kampung Baru Asih dalam jangka waktu kedepan dapat menjadi contoh bagi daerah- daerah lainnya sebagai bentuk daerah yang memiliki masyarakat madani.
Saran saya pribadi kepada khususnya lembaga-lembaga  pemerintahan yang ada di Kelurahan Muncul khususnya RW 03 yakni Kampung Baru Asih adalah untuk lebih mengembangkan lagi potensi daerahnya dengan cara mendekati para pemuda-pemudi yang memiliki banyak potensi untuk mengembangkan bakatnya serta buatlah penghargaan-penghargaan atas setiap prestasi yang telah mereka capai dalam hidupnya, karena pada dasarnya manusia butuh akan pengakuan dan penghargaan atas setiap prestasi ataupun keberhasilan yang pernah dia lakukan dalam hidupnya.

Artikel Terkait



Advertisements


Title : GOOD TIMES
Description : Nawfalsky Bagis Muhammad Karangpuang First Impression, Last Interpretation . Awal saya bertemu dengan kelompok 238, di Auditorium H...

1 Response to "GOOD TIMES"

  1. Buset baru liat orang ngeplagiat terang2an, bener2 copas dari tugas KKN gw, kalo lo udah lulus gw doain ga berkah ilmu lo sat

    ReplyDelete