Sunday, 29 October 2017

Basah - Basahan di IM3 Ooredoo Squad Gathering 2017

Sumpah Pemuda adalah sebuah janji pemuda yang membakar semangat pemuda pada saat masa perjuangan dulu. Tapi rasanya perjuangan itu perlu dilanjutkan, sampai sekarang banyak kegiatan yang bermanfaat untuk memperingati sumpah pemuda. Yaa sama seperti gathering IM3 Ooredoo Squad 2017 kali ini, diadakan hari Sabtu 28 Oktober 2017 tepat dihari sumpah pemuda. Pemuda - pemuda masa kini yang sangat digital banget dikumpulkan untuk membuat konten kreatif di daerah Bogor bersama - sama.

Seru?
Tentunya.
Mana ada sih event IM3 Ooredoo yang ga seru..

Dikumpulkan di stasiun gambir pukul 6.00 pagi, ohh iyaa IM3 Ooredoo Squad ini adalah campuran dari Duta IM3, influencer sosial media dan blogger. Setelah berkumpul di stasiun gambir kita naik bus, hehehe kumpulnya di stasiun tapi tidak naik kereta yaa..
Sekitar pukur 8.00 kita berangkat ke HIGHLAND PARK RESORT BOGOR. Sekitar jam 11 kita sampai, karena jalanan tidak macet, lancar sekali. Sampai sana langsung dibagi kelompok dan bagi - bagi jaket. Keren lho jaketnya. Abis itu langsung deh disuruh bikin konten, kontennya konten instagram tentang menceritakan benefit sesuai nama kelompok kita. Kebetulan saya kelompok MY IM3 , jadi kelompok saya bikin benefit MYIM3 dalam bentuk cerita sesuai foto instagram yang kami buat. Seru tempatnya kece banget dan panas-panasan lagi.

Abis itu kita berenang, rebutan koin di kolam , waaah itu rusuh sih tapi seru banget asli dah. Walau ga dapet tapi asik bisa blend banget walau kita dari berbagai kota di Indonesia. Setelah ngumpulin koin selesai, kita makan tuh sambil upload foto konten yang tadi telah dibuat. Mikirin caption dan strategi untuk bisa menang tantangannya.

Niatnya sih sebelum presentasi kita mau futsal tapi sayangnya hujan, jadi gamenya diruangan aja sambil bikin yel -yel.
Selain seru seruan kita juga belajar tentang produk produk dan tanya jawab tentang IM3 Ooredoo lho. Banyak ilmu, pengalaman dan keseruan.

Ini aku bagi yaa foto - fotonya biar iri..





















NET. Good People wadah penuh positif

Ada Hello Kitty
Lagi belajar pakai dasi
Dari berbagai komunitas yang saya ikuti
NET. Good Peoplelah tempat paling cepat beradaptasi
Mungkin aku memang telat mengetahui ada komunitas ini. Padahal basecamp awal pergerakan NET. Good People untuk Jabodetabek di kampus UIN kampus aku sendiri, tapi kok bisa ga denger ya. Awal kegiatan NET. Good People Jabodetabek itu sendiri yaitu jadi panitia MDP V di Sentul. Sedih deh rasanya aku telat tahu jadinya gak jadi panitia itu deh. Disini aku  mau share nih 6 hal akan kamu dapat dengan bergabung di NET. Good People, ini berdasarkan pengalaman aku lho. Aku baru join NET. Good People itu bulan April 2017 saat gathering pertama di Kebun Raya Bogor. Inilah 6 hal tersebut.

  1. Canggung ketemu teman baru
Ini aneh sih sebenarnya, pastilah kalau kita bergabung ke suatu lingkungan baru pasti dipertemukan dengan teman yang baru. Bertambahnya relasi dan networking juga tentunya, selain kelebihan itu pasti juga kita akan merasa canggung. Iyaa kan? Pasti bingung mau ngomongin apa saat pertama kali ketemu. Itulah yang aku rasain waktu gathering pertama kali. Wajarlah aku datangnya sendirian ke kebun raya bogor, karena temen aku pada ada acara semua. Oh iyaa lupa, gathering ini diadakan setelah beberapa NET. Good People Jabodetabek jadi panitia MDP V. Nah mereka yang ikut mah enak, udah pada kenal. Laah, akum ah apa atuh, belum kenal siapa – siapa. Tapi lama – lama pun cair cepat dengan perbincangan hangat dengan beberapa teman baru. Jadi intinya canggung di lingkungan baru itu wajar, tapi adaptasi cepatlah segera mungkin agar bisa menyatu dengan lingkungan baru itu.

  1. Terkejut bertemu dengan teman lama
Lah kok ada dia disini? Inilah respon waktu di gathering pertama, seperti reunian ketemu dengan teman SMA di NET. Good People. Hahaha jadinya kangen – kangenan deh di gathering ini. Yaa inilah fungsi dari komunitas, bisa mempererat kembali silaturahmi yang telah lama putus. Dan beruntunglah aku dipertemukan dengan teman – teman lama di komunitas orang – orang baik yaitu NET. Good People.

  1. Pasti Bilang “Waaaah”
Ini sih kata yang sering aku bilang di dalam hati pas gabung di NET. Good People. Secara waktu awal tau kalau yang pegang Good People ini adalah ka Ashita, waaah ini kakak – kakak yang tahun lalu, aku ngambil tiket NET. 3.0 sama dia. Ketemu lagi sekarang di NET. Good People, dan kakak – kakak NET. lainnya yang aku suka like – like fotonya di Instagram sekarang bisa lihat secara langsung dari dekaaaaaat.. aaaaaa senangnya. Dan yang pastinya bilang waah saat bisa gabung bareng menjadi crew sebuah event sih, pasti bakal bilang, waah kerjanya capek banget yaa, jadi kita harus menghargai kerja keras mereka,jangan kalau  ada gangguan di televisi disalah – salahin TVnya. Kan gak tahu kejadian dibelakang layar gimana. Jadi intinya, kalian kalau gabung ke NET. Good People ini pasti jadi WAAAAAH.
  1. Belajar Mengatasi Hectic Moment
Jujurlah di komunitas ini banyak banget event yang kita – kita buat sendiri ataupun yang NET buat dan kita diajak. Bagi aku baru satu kali sih jadi crew, yaitu waktu ulang tahun NET yang keempat. Itu pengalaman yang sangat berharga dan tak akan saya lupakan, terima kasih ka ashita dan ka hari terima kasih atas kesempatannya. Ditunjuk menjadi captain gate festival, amanah yang berat mengingat, 2 kali ulang tahun NET aku selalu di festival, itu wah hectic banget sih padahal jadi penonton doang, apalagi crew kan. Untung saja dengan kesabaran dan ketenangan lancar juga amanah ini sampai akhir acara, cukup lega apalagi pas di briefing pak Wishnutama setelah usai acara. Jadi di komunitas ini , diajarin banget pengalaman menghadapi kondisi hectic. Dan satu lagi aku jadi panitia bakti social dan silaturahmi di Yayasan Ashaabul Ardhi BSD Rawa Buntu , kegiatan yang sebenarnya dadakan, jauh dari apa yang dirapatkan saat Ramadhan, rencana acara ini saat Ramadhan tapi karena ada halangan jadilah setelah lebaran. Disini kegiatannya menghibur anak – anak yayasan dan berbagi pengalaman serta semangat, walaupun Cuma sedikit perwakilan dari NGP Jabodetabek Alhamdulillah sukses. Inilah semakin banyak hectic moment semakin matang pemikiran kita untuk mengambil keputusan. Dan di NET. Good People aku dapat belajar itu.
  1. Ilmu Broadcasting

Sebenarnya ga Cuma ilmu broadcasting aja sih, tapi kebanyakan ilmu broadcasting. Nah di NET. Good People ini kita punya kesempatan buat lihat belakang layar produksi sebuah acara. Bagi aku yang memiliki background pendidikan IT atau teknik informatika, sangat menarik untuk tahu oh jadi ini prosesnya. Ternyata banyak orang di belakang sebuah acara. Dengan melihat belakang layar , aku jadi tahu dan semakin menghargai nilai sebuah program. Dan NET. Good People ini membuka jalan untuk menonton secara langsung acara – acara NET. lho mulai dari Ini Talkshow, Tonightshow dan lain lain. Aku sendiri sih selama jadi NET. Good People belum pernah nonton langsung. Tapi kalau bawa nama sendiri hampir semua program NET yang melibatkan penonton pernah aku tonton langsung, mulai dari The Comment, Ini Talkshow, The Remix, Tonightshow, Comedy Night Live. Dan yang belum WIB. Pengen deh rasanya nonton WIB langsung.
  1. . Iyaa Jodoh.. Mungkin Jodoh.. Bisa jadi Jodoh.
Di NET. Good People besar kemungkinan untuk kita tertarik dengan teman kita di komunitas ini. Yaaiyalah secara kita dipertemukan dengan orang – orang baik yang lingkungannya baik secara terus menerus pasti akan timbul percikan – percikan rasa terhadap lawan jenis. Begitu pun dengan aku, ada rasa dengan salah seorang di komunitas ini. Tapi aku tidak berani memulainya. Mungkin disini ada yang bisa mengajarkanku mendekati si DIA dengan cara yang GOOD PEOPLE banget? Yuk komen dibawah yaa.
Buah duku
Beli di nelayan
Itulah pengalamanku
Semoga berguna untuk kalian
 
Nah itulah 6 yang akan kalian dapat ketika gabung ke NET. Good People ini berdasarkan pengalaman yang aku dapat selama dari bulan April aku bergabung di NET. Good People khususnya regional Jabodetabek. Sebagai komunitas baru , harus banyak perubahan dan gebrakan agar bisa lebih mendunia dan menjadi sebuah gerakan nasional yang membawa perubahan. Apalah artinya Good People jika tidak membawa perubahan dan dampak baik untuk sekitar. Dengan bergabungnya aku di NET. Good People ada beberapa harapan untuk NET. Good People kedepannya agar menjadi baik dan lebih baik lagi sehingga menjadi yang terbaik. Harapanku adalah :
  1. Web yang aktif dan interaktif
Harapanku webnya terus aktif dan interaktif, jangan Cuma karena ada event tertentu saja, baru ramai, atau ramenya awal – awal aja, dan jadikan forum ini seperti kaskus versi good people. Berbagi info penting dan menarik tentang apapun. Dan juga diharapkan partisipasi aktif pihak NET. di forumnya , agar terjadi interaksi dua arah antara yang digemari dan penggemar.

  1. Tetap kompak dan selalu berbagi kebaikan terhadap lingkungan masing-masing agar nama NET. melambung tinggi.

  1. Good People menjadi wadah belajar tentang apapun yang baik. Dan NET. sepantasnya memfasilitasi hal itu. Misalnya rutin mengadakan workshop/seminar/briefing kepada kita NET. Good People seluruh dunia.

Semoga apa yang telah kita mulai bermanfaat untuk masyarakat. Dan jadikan NET. Good People tempat untuk bersuka-cita, belajar dan mencari teman-teman yang baik. Karena dengan lingkungan yang baik kita akan menjadi pribadi yang baik juga. Tetap semangat dan berkontribusi untuk masing – masing regional , jangan merasa terbebani lakukan dengan ikhlas dan hati yang riang.
Makan buah pace
Di jalan raya.
NET. Good People Kece
Semakin maju dan semakin jaya
 
Badan pada kaku
Enaknya bersih – bersih
Inilah cerita pengalamanku
Semoga bermanfaat dan terima kasih
 
NET. Good People SUKSES!!!!

CARA Membahagiakan Orang Tua


Banyak cara untuk membuat orang tua kita bahagia. Benar?
Salah satunya kuliah dan bersekolah yang benar. Dengan banting tulang orang tua kita rela untuk menyekolahkan anak – anaknya. Alhamdulillah saya telah menyelesaikan tahap itu hingga sekarang sarjana. Sudah saya rangkum menjadi 5 cara membahagiakan orang tua versi pengalaman pribadi saya selama 25 tahun hidup di dunia ini. Mungkin ini bersifat universal dan bisa coba dipraktikkan oleh Good People semua kepada orang tuanya. Inilah cara tersebut :

  1. Kalau kalian dipanggil, JAWAB.
Sederhana? Iyaa memang sangat sederhana tapi inilah yang sering kita sebagai anak lupakan. Sewaktu saya SMA, ingat sekali awal diberi HP pada saat itu, saya sering mengabaikan panggilan telpon mama saat main. Ternyata orang tua itu khawatir kalau anaknya belum pulang sekolah sampai sore hari. Saya sadar saya salah pada saat itu. Mungkin ini sepele bagi kita, tinggal di silent aja nanti juga mati sendiri. Tapi orang tua dirumah hatinya berdegup takut anaknya kenapa – kenapa. Sejak mulai dewasa masuk bangku kuliah, barulah sadar akan hal itu. Panggilan orang tua, baik langsung maupun lewat telpon/media apapun, itu sangat penting dan seharusnya kita jawab dengan sopan dan baik.

  1. Dengerin deh saran dan nasihatnya.
<span style=”font-size: 80%;”>Sumber gambar: http://www.ummi-online.com</span>
Mudah bagi kita sebenarnya buat mendengarkan saran mereka?
Bener kan?
Tapi inilah yang jarang kita dengarkan. Padahal pastinya sih itu sangat berguna banget. Karena mereka sudah sangat berpengalaman di dunia ini. Saya ingat sebuah pengalam yang tidak mengenakkan mengenai nasihat orang tua, yaitu saat awal – awal kuliah saya ngeyel banget kepengen bawa motor ke kampus padahal langit sudah gelap. Mama menyuruh saya naik angkot aja enak kalau hujan ga kena hujan, tapi karena ngeyel tetep naik motor, yasudah pas baru 1 km dari rumah kehujanan deres sampai pakaian semua kebasahan. Inilah hikmah untuk dengerin saran dan nasihat orang tua sekecil apapun, sesepele apapun , coba dengar dan laksanakan. Selain mendapat berkah dan Ridho Allah kita dapat, marabahaya setidaknya akan menyingkir dari kita.
Walau memang kadang saran dan nasihat orang tua kita pahit atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan , tapi mungkin orang tua tau yang terbaik untuk anaknya.

  1. Jadilah anak yang sholeh
<span style=”font-size: 80%;”>Sumber gambar : https://kaosbapaksholeh.com </span>
Yaa.. Apapun agama kalian, apapun kepercayaan kalian. Dekatkanlah diri kalian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Inilah cara terbaik buat kita sebagai anak dapat membahagiakan orang tua. Dengan kekuatan doa kita kepada Tuhan, segala kemungkinan, segala kebahagiaan bisa di dapat. Sedikit sharing pengalaman saja, orang tua saya seorang karyawan swasta yang tugasnya menggambar jaringan listrik sebuah gedung, menghidupi 3 orang anak, Kuliah, SMA dan SD dengan gaji yang kurang dari 5.000.000 tidak cukup. Tapi karena Alhamdulillah , berkat Allah semuanya terasa cukup – cukup saja. Inilah pentingnya do’a karena Allah Tuhan Yang Maha Esa, akan memberikan rejeki dari berbagai penjuru. Dengan do’a nikmat – nikmat lainnya pun dapat kita gapai dengan mudah. Intinya jika ingin bahagiakan orang tua, dekatkanlah diri dengan Tuhan.

  1. Bantu ringankan tugas mereka
<span style=”font-size: 80%;”>Sumber gambar : https://www.instagram.com/l.ian23/</span>
Ringan? Kau pikir ringan tugas mereka?
TIDAK SAMA SEKALI.  Banyak sekali tugasnya, mengurus rumah tangga, mencuci, masak, mencari nafkah, mendidik anak. Sulit semuanya dan berat pastinya. Coba untuk ringankan tugas mereka, buatlah jadwal piket dirumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti cuci piring, nyapu, ngepel, isi gallon dan lain-lain. Kecil tapi berefek besar untuk orang tua kita. Seperti dirumah saya, ada pembagian tugas tiap harinya. Adik saya yang kecil tugasnya nyapu sama cuci piring tiap pulang sekolah, adik saya yang tengah tugasnya beli gallon, angkat gallon, dan mengepel. Dan saya tugasnya cuci pakaian dan membantu ekonomi keluarga. Alhamdulillah saya sedang merintis sebuah usaha kreatif yang mengolah cangkang telur menjadi usaha action figure. Alhamdulillah sudah banyak media yang meliput usaha saya ini termasuk NET TV, dimulai dari tahun 2013 , usaha mengolah limbah cangkang telur ini saya kembangkan sampai sekarang. Saya rasa NET adalah salah satu TV yang peduli akan usaha – usaha kreatif seperti yang sedang saya jalankan ini. Alhamdulillah dari usaha ini saya mendapat uang yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga dan menabung untuk masa depan. Nilainya adalah dengan niat baik ( membantu orang tua ) Insya Allah ada jalan dari Allah darimana saja. Sebagai Good People sebaiknya kita terus berjuang akan hal ini. Ringankan beban orang tua, jalan kita untuk sukses pun jadi semakin ringan.
<span style=”font-size: 80%;”>Sumber gambar : https://www.instagram.com/l.ian23/</span>
Kalau ibarat kata, Ringankan Jalan Orang, Jalan Kita Pun akan diringankan.
<span style=”font-size: 80%;”>Sumber gambar : https://www.instagram.com/l.ian23/</span>
  1. Terbukalah kepada kedua orang tua
<span style=”font-size: 80%;”>Sumber gambar : http://www.perfectogift.com</span>
Ini yang sangat sulit saya lakukan sampai sekarang. Terkadang saya masih suka curhat ke saudara atau bahkan teman. KESALAHAN!! Bukan solusi yang didapat , malah bisa jadi aib kita tersebar? Iyaa kan?
Padahal ada pendengar yang baik dan pemberi solusi terbaik dirumah yaitu mama. Orang tualah yang tau bagaimana kita dan pasti tepat memberikan solusi karena mereka sudah kenal kita bahkan sangat kenal kita. Dengan terbuka kepada orang tua otomatis , orang tua juga bahagia, karena punya teman ngobrol dan dianggap ada. Meskipun kita sendiri sudah dewasa, jauh dari rumah, udah punya uang sendiri, tapi mereka butuh ngobrol dengan kita. Kalau ibarat kata jaman now mah QUALITY TIME sama anaknya. Jika selama ini kita masih berusaha untuk menutup diri dari orang tua, cobalah untuk lebih terbuka lagi good people, karena dengan keterbukaan akan membuatmu lebih dekat dan lebih bisa merasakan kasih sayang yang mereka miliki. Intinya ya good people, orang tua butuh interaksi dengan anaknya, maka dari itu dekatilah orang tua kita. Misalnya sambil nonton NET TV kita ngobrol dengan orang tua kita, semudah itu kok.
Nah itulah secuil tips dari pengalaman aku yang tidak seberapa ini. Mungkin good people semua punya nih tips bahagiain orang tua versinya? Mari kita diskusi sama – sama. Harapannya dengan menjadi NET. Good People saya bisa menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat buat sekitar. Bisa jadi melalui komunitas ini saya merangkul ibu – ibu / janda – janda yang ingin bekerja dengan saya di usaha saya, jika usaha saya telah berkembang. Atau saya bisa membagikan ilmu – ilmu saya kepada NET. Good People semua tentang pemanfaatan sampah cangkang telur menjadi barang yang memiliki nilai jual.
Harapan saya menjadi NET. Good People ini adalah :
  1. Dapat memberikan semangat kreatif kepada anak – anak di Indonesia agar melihat sesuai dari sisi baiknya, siapa sangka cangkang telur yang sudah pecah bisa menjadi barang yang lucu.
  2. Dapat menemukan relasi bisnis di NET. Good People ini sehingga ekonomi kreatif Indonesia bisa maju dan kita bisa menjadi tuan rumah di bidang perdagangan di negeri sendiri.
  3. Saya ingin sekali mendapatkan ilmu broadcasting dari teman – teman NET. Good People , karena itulah cita –cita saya dulu sebelum sekarang menjadi wirausahawan dan analisis kimia seperti sekarang.
Semoga tips saya bermanfaat semoga kita bisa membahagiakan orang tua kita. Aamiin..
<span style=”font-size: 80%;”>Sumber gambar : https://www.instagram.com/l.ian23/</span>
NET. Good People KECE.

Tuesday, 26 September 2017

GOOD TIMES


Nawfalsky Bagis Muhammad Karangpuang
First Impression, Last Interpretation.
Awal saya bertemu dengan kelompok 238, di Auditorium Harun Nasution, awalnya saya merasa kurang percaya diri dengan kelompok saya. Karena dari awal pertemuan anggota-anggotanya sepertinya adalah orang- orang yang pemalu dan sedikit bicara. Namun itu hanyalah persepsi awal saya saja, mungkin karena baru bertemu saja jadi mereka masih belum bisa membuka diri. Setelah menentukan siapa ketuanya, yaitu saudara Irsyad, kami mulai menentukan waktu-waktu rapat. Karena pada saat itu kami masih belum mendapatkan dimana kami akan ber-KKN dan siapa dosen pembimbing kami, mindset saya adalah bahwa kami bersebelas akan mendapatkan tempat yang jauh dari peradaban dan teknologi, sehingga kami dapat bekerja semaksimal mungkin di tempat tersebut. Lalu saya juga ber-mindset bahwa kami akan mendapatkan dosen pembimbing yang tegas dan peduli kepada kami. Setelah menunggu hasil tempat dan dosen pembimbing dari PPM, akhirnya tibalah saatnya untuk pengumuman tempat dan dosen pembimbing, yang mana kami bersebelas di tempatkan  di Kelurahan Muncul, Tangerang Selatan dan mendapatkan dosen pembimbing yaitu Bapak Yoghi Citra Pratama M.Si.
Ternyata prasangka saya tentang tempat dimana kami akan ber KKN kurang tepat, karena Kelurahan Muncul ini sudah cukup maju dan tidak tertinggal oleh peradaban dan teknologi, sehingga membuat saya bingung akan program kerja apakah yang akan saya kerjakan di sana. Untuk prasangka saya terkait dosen pembimbing, alhamdulillah bapak Yoghi ini adalah orang yang sangat tegas, bertanggung jawab, dan sangat care kepada mahasiswa-mahasiswa yang dibimbing oleh beliau. Beliau sangat membantu kami ketika kami dilanda kegalauan dalam membuat program kerja, salah satu saran beliau adalah membuat seminar kewirausahaan, karena ketika kami survei bersama beliau, beliau melihat ada banyak sekali potensi yang ada di kelurahan Muncul di bidang entrepreneurship. Masih banyak lagi program-program yang beliau sarankan, dan itu sangat membantu kami dalam menemukan ide-ide untuk membuat program- program kerja dalam KKN kami. Saya sangat bersyukur karena kami mendapatkan kesempatan untuk ber- KKN di kelurahan Muncul, walau awalnya  kendala  yang  kami  dapatkan  adalah  bahwa  3  dari  6   RW     di


Kelurahan Muncul sudah berbentuk perumahan, akhirnya kami di tempatkan di Kampung Baru Asih, RW 03 Kelurahan Muncul.
Awalnya, kami belum menemukan apa saja potensi yang ada di Kampung Baru Asih ini setelah 2 kali survei, namun ketika kami survei bersama Bapak Yoghi, akhirnya kami menemukan bahwa ada banyak sekali potensi-potensi yang dapat dikembangkan di Kampung Baru Asih ini. Setelah kami bersilaturahmi ke Kelurahan Muncul pada saat survei, kami langsung menuju ke rumah Bapak RW Kampung Baru Asih ini yaitu Bapak Rajat Iskandar, beliau adalah orang yang sangat ramah dan baik hati, itu juga menjadikan alasan mengapa Bapak Rajat biasa dipanggil oleh “Bang Rajat Mi’un” yang menurut mereka arti Mi’un tersebut adalah “ramah”. Akhirnya setelah beberapa kali survei dan merapatkan banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum KKN, kami berpisah karena pada saat itu  mulai libur lebaran dan kami berjanji bahwa 2 minggu setelah lebaran, kami harus berkumpul lagi dengan membawa dana dari proposal maupun iuran yang diwajibkan oleh kelompok kami demi kelancaran KKN ini.
Setelah pertemuan kembali setelah lebaran, kami mengadakan rapat terakhir membahas teknis keberangkatan dan teknis program-program yang akan kami laksanakan pada minggu pertama pada saat KKN. Dan akhirnya, setelah pelepasan mahasiswa KKN 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dipimpin oleh Bapak rektor, kami langsung berangkat ke Kampung Baru Asih, Kelurahan Muncul.





Meet FAITH, The Team That Will Never Ends.

Semenjak memulai KKN pada tanggal 25 Agustus 2016, saya mulai belajar untuk membaca personaliti dari setiap orang yang ada di kelompok saya. Mereka memiliki banyak sekali karakteristik yang berbeda-beda, dan tugas saya lah untuk menjadi pribadi yang flexibel sehingga dapat diterima oleh mereka, tentu saja dengan membuat mereka senang adalah kesan awal terbaik ketika memulai suatu hubungan. Dimulai dari awal kita rapat, saya sudah dapat melihat karakteristik atau sifat-sifat dasar pada setiap orang yang ada di kelompok saya.
Mari kita mulai dari sang ketua itu sendiri, saudara Muhammad Irsyad Hidayatulloh yang akrab dipanggil Irsyad, seorang ketua yang mengajukan dirinya sebagai ketua itu sendiri, buat saya ini adalah hal yang luar biasa, karena saya pun yang ditunjuk awalnya untuk menjadi ketua karena saya memulai pembicaraan di antara kita semua pun menolak untuk


menjadi ketua dengan banyaknya alasan yang saya buat. Irsyad bagi saya adalah seorang pribadi yang unik, dengan kebiasaannya mengaji setiap selesai maghrib membuat saya terpacu untuk melakukan hal-hal positif lainnya dengan lebih baik lagi, karena saya tinggal seatap dengan dia, yaa mau gak mau virus positif yang dia miliki tersebar dan alhamdulillahnya saya tertular. Irsyad adalah contoh pemimpin yang bersifat plegmatis namun sangat dihormati oleh anggota-anggotanya.
Lanjut dengan wakil ketua, Muhammad Soivi yang biasa akrab dengan panggilan “Bang Jack”, mahasiswa semester 10 yang awalnya saya kira akan memberikan sedikit kontribusi selama KKN. Ternyata setelah saya tinggal seatap dengan beliau, ada banyak sekali ilmu dan manfaat yang bisa saya ambil dari beliau, mulai dari rajinnya beliau membaca buku dan banyak sekali film edukatif yang beliau simpan di laptopnya yang pada akhirnya saya copy semua. Apa yang terlihat mata bukanlah segalanya, yang awalnya saya kira “Bang Jack” hanya sedikit memberikan kontribusi selama KKN, ternyata beliau adalah tipe orang yang senang ketika berkontribusi khususnya untuk masyarakat. Bang Jack adalah contoh seorang Koleris yang senang mendorong kawannya untuk melakukan hal positif yang banyak.
Selanjutnya adalah sekretaris kami yaitu Qurrotul’Ain Nurul Ulfah atau biasa dipanggil Ulfah. Orang yang sangat melankolis, sempurna, perfeksionis dalam melakukan hal apapun. “Anak ini ga bisa diremehkan” pikir saya awal bertemu dengan dia di auditorium Harun Nasution ketika pembekalan KKN. Dia benar-benar menjadi sosok yang memicu saya untuk maksimal dalam melakukan segala hal, dia lah satu-satunya orang yang mengingatkan kami akan laporan mingguan, tugas-tugas dalam pembuatan buku dia semua yang membagikannya kepada kita semua. Sampai sekarang pun saya tetap beranggapan bahwa orang-orang seperti Ulfah lah yang dapat mengonsepkan sistem-sistem berbasis kebaikan di dalam negara ini karena dia sudah buktikan selama sebulan di KKN dengan membuat konsep-konsep program kerja yang kami laksanakan di sana.
Dwi Rahma Putri, seorang bendahara jenius yang entah kenapa tidak pernah lelah dalam mengingatkan kami terkait anggaran dana dan hal-hal berbau dana lainnya. Saya senang karena di kelompok ini, sekretaris dan bendaharanya adalah seorang yang sempurna dalam melakukan segala hal, yang biasa kita sebut orang-orang melankolis. Dengan perawakannya yang santai,  Dwi  lebih senang ketika jujur  apabila kita belum  ada  uang  untuk


membayar uang kas maupun uang iuran lainnya. Dwi adalah orang dengan tutur kata yang baik sehingga setiap peringatan-peringatannya selalu dilapisi dengan kata-kata yang halus dan lembut, sebagaimana obat pahit yang dibungkus oleh lapisan gula.
Lanjut ke Suci Dwi Pertiwi, sosok “Mami” buat kami. Orang yang sangat care kepada kami. Ada salah satu perkataan suci yang sampai sekarang menjadi sebuah prinsip bagi saya yaitu “Emang sih, setiap  manusia ga bisa kita tuntut untuk peka, cuman seenggaknya kita lah yang peka sama orang lain, biar orang lain seneng juga gitu ama kita” ucapnya pada suatu malam evaluasi. Jujur, saya senang ketika Suci bicara blak- blakan, walaupun terkadang agak nyelekit cuman kalau ngga kayak gitu selamanya kita gak akan peka terhadap sesama. Suci adalah sosok Koleris yang dapat diandalkan, dan entah apa jadinya kelompok kami bila tidak  ada Suci yang selalu mengingatkan kita akan kepekaan terhadap sesama.
Selanjutnya adalah Qurrotul Aini, biasa saya panggil “Ai” ketika yang lain memanggil Aini. Seorang plegmatis-sanguinis yang “nuruuuut” saja ketika kita membuat sebuah keputusan. Ai adalah orang yang benar-benar mengingatkan saya bahwa sifat menghormati orang lain dengan tulus itu sangat penting, walaupun dia jarang membicarakan  hal-hal  tersebut kepada saya, namun saya dapat melihatnya dari sifat-sifat baiknya yang entah dia sadar atau tidak dia lakukan. Dari dia  juga saya belajar  bahwa kita harus pintar-pintar dalam bersikap kepada orang lain, dan itulah yang saya lakukan ketika kami berada di bawah tekanan di saat salah satu program kerja saat HUT RI ke 71 berlangsung di Kampung Baru Asih. Ai juga orang yang memiliki sifat sabar yang tinggi di antara yang lain, dan mungkin Ai adalah satu-satunya perempuan di kelompok KKN FAITH yang memiliki banyak kesamaan dengan saya.
Dilanjut oleh Nova Siti Nurlaela, sosok “Mama” buat kami. Oke, kalau Suci adalah Mami, maka Nova adalah Mama. Nova adalah orang yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan, contohnya dia sangat sering mengingatkan kita akan shalat 5 waktu, yasinan, dan lain-lain. Nova juga menjadi “Main Chef” di dalam kelompok kami. Nova dan Suci adalah 2 sosok yang tidak bisa lepas dari kelompok kami, karena 2 orang ini selalu berlomba dalam memberikan kepeduliannya kepada kami, Nova juga lah orang yang selalu menyemangati saya ketika saya down memikirkan dana yang tak kunjung turun dan masalah-masalah lainnya. Sosok Plegmatis yang benar-benar khusyu’ dalam melakukan segala hal.


Lalu Siti Amelia Putri atau biasa dipanggil Lia, orang Bogor asli yang terkenal dengan sifat sanguinisnya. Tiada hari tanpa tawa yang selalu dimulai oleh lawakan-lawakan ataupun tingkah laku Lia yang lucu. Ketika kita sedang makan bersama, ada saja celetukan-celetukan lucunya yang selalu membuat salah satu dari kelompok saya “keselek” atau tersedak. Lia adalah orang yang paham bagaimana dia menempatkan sifat-sifat sanguinisnya pada waktunya. Lia juga bisa menjadi orang yang koleris yang terkadang sampai membuat saya berpikir “Ini anak tomboy juga” walaupun sifat kolerisnya hanya keluar di saat-saat tertentu saja. Lia banyak mengajarkan kepada saya bahwa ketika kita ingin diakui oleh orang lain, maka buatlah orang tersebut tertawa dengan cara yang baik dan kita akan disenangi oleh orang tersebut.
Selanjutnya adalah Zainal Muttaqin alias Aqin. Sifat Sanguinis- Kolerisnya tidak main-main. Dia adalah sosok orang yang mengajarkan saya untuk menjadi produktif setiap harinya. Buat saya, Aqin lah orang yang sebenarnya lebih cocok menjadi ketua di kelompok ini. Namun dia memilih untuk tidak, demi menghormati ketua kita yang sekarang sangat semangat untuk menjalankan KKN dan memegang amanah sebagai ketua. Aqin lah yang memicu kami untuk membuat link ke sana-ke sini di Kampung Baru Asih untuk memperlancar program kerja kami. Salah satunya adalah bekerjasamanya kelompok KKN FAITH dengan tangerangonline.id yang awalnya di komunikasikan oleh Aqin kepada Mas Bari, salah seorang admin di situs tersebut. Aqin juga seorang gamers seperti saya dan setiap malam apabila tidak ada agenda, kami bermain game bersama untuk refreshing pada otak sehingga rasa stress yang timbul menghilang. Aqin juga sering “nyeletuk ga jelas” seperti mengikuti iklan-iklan yang ada di TV seperti ketika kita mau makan bersama pasti dia akan nyeletuk “ada  kelezatan baru, mie sedap white curry” dan itu selalu membuat kami tertawa sebelum makan.
Yang terakhir adalah Taufan Bayu Adjie Wibowo, biasa saya panggil Bayu. Menurut saya Bayu adalah orang yang memiliki pemikiran yang luas, dan ini membuat kami senang berbicara dengannya. Bayu juga mengajarkan saya tentang ilmu-ilmu desain. Bayu adalah sosok sanguinis-koleris yang dibuktikan melalui setiap rapat, pasti dia lah yang memulai ide-ide teknis setiap acara yang akan dilaksanakan dalam program kerja kami. Bayu adalah  orang  yang  cerdas  dalam  mengendalikan  situasi  lapangan  ketika


sebuah acara atau program kerja berlangsung dan orang-orang seperti Bayu lah yang dibutuhkan dalam setiap kelompok.
Kesimpulannya adalah orang-orang ini akan tinggal selama kurang lebih 30 hari bersama saya, dan saya harus menyerap banyak sekali ilmu  dari orang-orang ini. Terkait kekeluargaan dan Quality Time akan  terbentuk dalam sebuah kebersamaan tanpa batas yang kami ciptakan selama di sana, walaupun tidak sedikit juga kekurangan-kekurangan dari setiap personal yang ada di kelompok kami, namun yang terbaik yang saya lakukan adalah mencintai kelebihan dan kekurangan mereka, karena itulah prinsip keluarga yang sesungguhnya.

Good Place, Good Time

Kampung Baru Asih, RW 03, Kelurahan Muncul adalah tempat dimana saya dan kelompok KKN FAITH melaksanakan KKN. Sebelum saya mendapat informasi tentang tempat dimana saja akan melaksanakan KKN, saya mengira bahwa saya akan ditempatkan di tempat yang luar biasa jauh tertinggal dari peradaban dan teknologi sehingga saya menyiapkan mental saya untuk bekerja lebih keras lagi ketika KKN. Ternyata ketika kami ditempatkan di Kelurahan Muncul, syukur alhamdulillah saya ucapkan karena bagi saya Kelurahan Muncul tidak tertinggal jauh dari peradaban dan teknologi. Setelah saya survei ke sana, ternyata kami ditempatkan di Kampung Baru Asih, RW 03, Kelurahan Muncul yang mana di ketuai oleh Pak RW Rajat Iskandar yang biasa kita panggil dengan panggilan “Pak Jaro”.
Di sana kami juga berkenalan dengan banyak sekali tokoh masyarakat, dan yang paling membekas di kehidupan saya adalah pak Djuhaerudin atau akrab disapa dengan panggilan “Pak Jum” ini. Beliau adalah kepala sekolah dari SDN Muncul 02 dimana tempat kami mengajar di sana. Pak Jum pernah berkata seperti ini “Kalian mahasiswa setelah selesai dari sini, kepakkanlah sayap kalian ke dunia yang luas ini, sebagaimana dalam Qur’an Surat Al-Jumu’ah ayat 10 yang menjelaskan tentang bahwa setelah ditunaikan shalat maka manusia harus bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah, jangan untuk cari macam-macam, insya allah kalau kamu cari Ridho Allah, yang macam-macam yang kamu ingin pasti ngikut dapet juga”. “Quotes” ini sangat luar biasa menurut saya dan menjadi bahan muhasabah lagi bagi diri saya sebagai seorang mahasiswa yang mana mahasiswa adalah sebagai bentuk “Agent of Change”


dan dari sinilah saya membuat sebuah perubahan, dari Kampung Baru Asih ini lah saya harus membuat perubahan yang berarti bagi mereka.
Pemuda dan pemudi Kampung Baru Asih juga mengajarkan saya tentang arti kekompakkan yang sesungguhnya, bagaimana sebuah komunitas atau kelompok menciptakan rasa kekeluargaan yang dalam, saling mencintai dan menutupi kekurangan yang dimiliki oleh anggota keluarga atau sahabat yang kita punya, saling membuat senang satu sama lain, dan bertujuan untuk menciptakan bumi yang lebih nyaman untuk ditempati. Di sana juga saya melihat yang awalnya pemuda dan kaum orang tua itu masih kurang akrab, jarang ada komunikasi antara pemuda dan kaum orang tua di sana, inilah yang menjadi salah satu misi kami selama di sana, untuk menyatukan kaum pemuda dan kaum orang tua sehingga menciptakan Kampung Baru Asih yang lebih produktif dan menyenangkan lagi. Alhamdulillah selama kami di sana, ada banyak problematika- problematika yang bersama dengan para pemuda dan kaum orang tua serta kami kelompok KKN FAITH yang terselesaikan dengan lancar.

What if I was Them ?

Pasti akan menyenangkan bila saya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, mungkin saya bisa bilang bahwa salah satu hobi saya  adalah bermanfaat bagi orang lain, begitu pula lah dengan apa yang saya lakukan andaikan saya terlahir atau menjadi warga di Kampung Baru Asih. Di sana saya belajar untuk menjadi manusia yang produktif setiap saat, sebisa dan semaksimal yang dapat kita lakukan.
Kampung Baru Asih adalah tempat yang baik untuk mengembangkan potensi diri bermasyarakat dan bernegara. Alhamdulillah Kampung Baru Asih juga sudah tidak tertinggal dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, jadi hanya tinggal menyesuaikan bagaimana penggunaan teknologi seperti digital marketing karena di sana banyak sekali pengusaha atau entrepreneur yang memiliki potensi yang besar di bidangnya. Saya sangat yakin bahwa dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun lagi, Kampung Baru Asih dapat menjadi daerah yang bermasyarakat madani dan menjadi contoh yang baik bagi daerah-daerah lainnya.
Anak-anak di sana sudah dilatih dan diberikan pemahaman terkait ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini, terbukti dengan adanya SMK IPTEK di sana yang menjanjikan penerapan-penerapan ilmu pengetahuan yang  siswanya  dapatkan  di  sekolah,  dan  di  sekolah  itu  juga  lah mereka


mempraktekkannya. Anak-anak SD di sana terutama SDN Muncul 02 juga sudah paham akan apa itu teknologi, maka jelaslah sudah bahwa Kampung Baru Asih dalam jangka waktu kedepan dapat menjadi contoh bagi daerah- daerah lainnya sebagai bentuk daerah yang memiliki masyarakat madani.
Saran saya pribadi kepada khususnya lembaga-lembaga  pemerintahan yang ada di Kelurahan Muncul khususnya RW 03 yakni Kampung Baru Asih adalah untuk lebih mengembangkan lagi potensi daerahnya dengan cara mendekati para pemuda-pemudi yang memiliki banyak potensi untuk mengembangkan bakatnya serta buatlah penghargaan-penghargaan atas setiap prestasi yang telah mereka capai dalam hidupnya, karena pada dasarnya manusia butuh akan pengakuan dan penghargaan atas setiap prestasi ataupun keberhasilan yang pernah dia lakukan dalam hidupnya.

TANAH ITU BERNAMA KAMPUNG BARU ASIH


Zainal Muttaqin Tak Kenal Maka Tak Sayang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2016 ini memang berbeda, dimana kelompok dan tempat KKN di tentukan oleh pihak PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagian mahasiswa yang akan KKN, termasuk saya, sudah mulai membuat kelompok sendiri jauh-jauh hari, sehingga harus rela melepaskan ‘kelompok’ KKN yang telah kami bentuk sebelumnya. Ada yang yowes manut saja dengan aturan ini namun ada juga yang terus berkoar- koar dan ingin aturan lama KKN diterapkan lagi. Saya sendiri nggak begitu mempersoalkan, dengan harapan perubahan memang membawa kearah yang lebih baik.
Saat kelompok KKN di umumkan, dan dilanjutkan dengan kumpul untuk pertama kalinya dengan kelopok KKN yang telah terbentuk di Auditorium Harun Nasution, saya melihat wajah-wajah baru dikehidupan saya bermunculan, sepintas langsung terpikir inilah nanti keluarga baru saya selama satu bulan. “Perkenalkan nama saya Zainal Muttaqin, panggil saja Aqin. Dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Teknik Informatika”, seperti teman-teman lainnya, saya juga memperkenalkan diri di kelompok ini. Total ada 11 orang dalam kelompok saya, kelompok KKN 238, 10 teman sekelompok saya yaitu Soivi, Bayu, Bagis, Irsyad, Aini, Dwi, Ulfah, Suci, Lia, Nova. Dan terpilihlah Irsyad sebagai ketua yang dengan sukarela menawarkan dirinya untuk mengemban amanah tersebut. Dalam  pertemuan singkat itu, saya tanpa sadar memperhatikan karakter-karakter kelompok saya, dimana pasti ada orang yang membuka obrolan, bicara seenaknya, sopan bertutur kata, malu saat perkenalan, dan diam penuh rahasia. Inilah keluarga baru saya nanti selama 30 hari.
Muncul, itulah nama kelurahan tempat saya bersama teman kelompok saya nanti mengabdi. Saat pertama kali terpampang tempat KKN kami adalah Muncul, saya bingung sambil tertawa. Bingung karena tak menyangka Muncul masuk salah satu tempat pengabdian KKN, karena selain dekat dengan kampus, Muncul juga masih masuk daerah yang sebenarnya dekat dengan pusat kota. Saya ketawa karena senang juga mendapat lokasi yang dekat, karena diuntungkan dengan beberapa kemudahan nantinya dalam pelaksanaan KKN, misalkan survei dan lain sebagainya.  Namun  semestinya  saya  mengharapkan  mendapatkan lokasi


KKN di daerah yang jauh dari kampus dan jauh dari perkotaan. Ya, saya menginginkan suasana seperti itu, karena dapat merasakan seakan-akan mengabdi di kampung halaman saya sendiri.
Setelah beberapa kali pertemuan, kelompok KKN 238 ini akhirnya punya nama, yaitu FAITH, yang merupakan singkatan dari Fun, Active, Innovative, Totality & Humanity. Nama atas usulan salah satu anggota kelompok kami, Ulfah. Dan setelah beberapa minggu berikutnya juga kami baru mengetahui nama dosen pembimbing kami nanti, yaitu Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si. Setelah itu kelompok kami mempersiapkan segala hal untuk pelakasanan KKN baik kewajiban kepada pihak kampus, seperti penyerahan proposal, maupun survei. Karena terbenturnya jadwal, akhirnya saya bisa mengikuti survei dua kali dari beberapa kali survei yang dilaksanakan.
Saat survei pertama yang saya ikuti, ada 6 orang waktu itu yang dapat mengikuti survei. Survei dilaksanakan tanggal 12 Mei 2016. Saat sampai di lokasi kami langsung mengunjungi kantor kelurahan Muncul, dan disambut dengan hangat oleh bapak lurah H. Ahmad HG, kami sekaligus memberikan surat izin secara resmi tentang akan diadakannya KKN di Kelurahan Muncul tersebut oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak lurah menjelaskan, karena nanti ada 3 kelompok dari UIN Jakarta yang melaksanakan pengabdian di kelurahan tersebut, maka beliau membagi di 3 RW berbeda yaitu kelompok 236 di RW 01, kelompok 237 di RW 02, dan kelompok 238 di RW 03. Sebenarnya ada 6 RW di kelurahan tersebut, namun 3 RW lainnya, RW 04, 05 dan 06 adalah perumahan, sehingga menurut beliau kurang tepat dijadikan tempat mengabdi.
Survei waktu itu kami manfaatkan dengan melihat kondisi  lokasi RW 03, dan langsung bertemu dengan bapak kepala RW 03, yaitu Bapak Rajat Iskandar. RW 03 Kelurahan Muncul adalah satu Kejaroan atau lebih dikenal dengan sebutan Dusun atau Kampung, yaitu Kampung Baru Asih. Awal mula agak asing bagi saya kenapa bapak kepala RW di panggin akrab oleh warga dengan sebutan Pak Jaro, dan masuk akal juga karena maksud dari Pak Jaro adalah Kepala Kejaroan atau Kepala Kampung. Setelah berbincang-bincang sebentar dengan Pak Jaro kami mencoba berkeliling beserta melihat keadaan sekitar. Sambil berjalan saya sembari memikirkan apa yang dapat saya sumbangkan nanti di sini. Kampung ini sudah tertata, bersih, dan masyarakatnya aktif. Survei pertama ini membuat saya bingung akan melakukan  apa  di  sini  nantinya,  karena Pak  Jaro  pun kebingungan


saat kami tanya masalah yang sering terjadi di kampung ini yang dapat mahasiswa bantu, beliau bingung dan mengatakan adem-adem saja. Saat kami tanya potensi beliau menuturkan sama saja kayak kampung-kampung yang lain. Mungkin karena ini baru survei pertama yang saya lakukan, jadi belum terlihat apa yang kurang dan perlu dibantu dari kampung ini, ataupun apa yang menjadi potensi dari kampung ini.
Survei kedua kali yang saya ikuti waktu itu bersama dosen pembimbing bersama 5 teman lainnya, tanggal 2 Juni 2016. Survei lebih fokus untuk melihat dan mencari dimana kami tinggal selama sebulan nanti. Kami tidak menemumkan rumah yang dapat kami tinggali nanti, solusi lainnya adalah mencari kos-kosan atau kontrakan. Dan memang lagi penuh semua waktu itu. Saat survei terakhir, namun saya tidak sempat ikut, akhirnya kami mendapatkan kontrakan rumah kamar petak, dengan kondisi sewajarnya. Kontrakan yang kami dapatkan, mungkin berbeda kondisi dengan tempat tinggal mahasiswa KKN lainnya. Kontrakan yang kita dapatkan antara kontrakan laki-laki dan perempuan cukup jauh jaraknya, namun memang begitulah kenyataannya.
Perkenalan dengan teman-teman, dosen pembimbing, dan kampung tempat kami mengabdi ini merupakan hal yang penting. Semua akan terasa canggung kalo kita masih belum mengenal satu sama lain. Warga juga akan canggung atau bahkan tidak peduli dengan kedatangan kami jikalau kita yang tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu.

30 Hari Bersama Keluarga Baru

30 hari berikutnya merupakan hari kami mengabdi secara resmi kami mengabdi ditandai dengan pelepasan di lapangan Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 25 Juli 2016 oleh Bapak Rektor Dede Rosyada. Setelah pelepasan kami pun bersiap diri berangkat ke Muncul, tempat kami KKN, dengan membawa peralatan yang akan kami pakai selama sebulan. Saya benar-benar ingin merasakan suasana baru ini, berkumpul dengan keluarga baru yaitu teman-teman KKN FAITH. Memang kami telah sering berkumpul sebelumnya pada saat rapat, namun ini akan menjadi hal beda karena nanti kami akan tinggal bersaa selama 30 hari, sehingga sifat asli dan kebiasaan seseorang akan terlihat.
Hari pertama datang, saya langsung mengecek kamar mandi yang memang sudah dikabarkan sebelumya kamar mandi kontrakan laki-laki tidak   ada  pintu.   Untungnya  masih   ada  pintu  kamar   petak   belakang,


sehingga masalah teratasi. Kemudian kami memikirkan masalah konsumsi kami nanti selama sebulan, dan ada beberapa pilihan, yaitu masak atau catering. Setelah dihitung ternyata pengeluaran untuk konsumsi lebih hemat dibanding dengan catering, tentunya dengan konsekuensi akan menambah kesibukan. Tak terbayang nantinya ternyata pilihan masak ini nanti akan menjadi beberapa masalah dalam kelompok.
Hari demi hari semakin berlalu saya semakin tahu kebiasaan teman- teman saya terutama laki-laki. Unik dan menarik, tiap hari ada yang main game dan banyak jajan, ada yang langsung mengaji setiap maghrib, makan dan tidur tepat waktu sekaligus mengigau tiap malam saat tidur, dan hanya satu ahli hisap alias perokok. Sangat berbeda saat bertemu ketika rapat, sifat asli mereka baru saya ketahui setelah beberapa hari di tempat mengabdi.
Saya sejatinya orang yang senang langsung ikut turun membantu ketika ada keperluan yang dibutuhkan terutama saat ada acara yang menjadi program kerja KKN kami. Dan agak malas berdiskusi untuk mempersiapkan atau evaluasi suatu hal karena sering tidak begitu membawa dampak. Namun di sini berkumpul dan evaluasi melupakan hal sangat perlu, kita tidak bisa langsung melimpahkan begitu saja tanggung jawab kepada seseorang karena mungkin yang bersangkutan tidak  sanggup. Berbeda saat berorganisasi selama di Jurusan masing-masing dimana kita telah mengenal kemampuan dan karakter masing-masing orang.
Setelah beberapa Minggu saya agak jenuh dengan sebagian sikap teman-teman saya, yang di hari-hari sebelumnya saya anggap wajar. Tidak semua memahami apa arti kekeluargaan, dan kebersamaan. Senang dirasakan bersama, susah pun demikian. Saya merasa perempuan memandang laki-laki mungkin termasuk saya bertindak sesuka hati dan tidak ada sedikitpun kepekaan untuk menawarkan bantuan. Pilihan konsumsi sebulan dengan memasak memang membuat beban perempuan semakin bertambah. Sebenarnya bisa diatasi dengan pembagian tugas seperti untuk yang memasak nasi dan mencuci adalah laki-laki dan perempuan belanja dan membuat lauk. Namun lokasi kontrakan antara laki-laki perempuan yang cukup jauh membuat semakin tidak efisien jika dibagi tugas. Setiap kali makan adalah hal yang menjadi beban bagi saya, karena setiap selesai makan saya merasa menambah repot tugas perempuan seperti meninggalkan bekas peralatan makan kotor. Di awal-awal minggu saat  saya menawarkan  mencuci setiap  selesai  makan,  namun perempuan


dengan sangat baik hati berkata tidak perlu dicuci karena memang banyak barang pribadi perempuan di dalam. Selain itu sikap sebagian teman laki- laki yang selalu ingin dilayani dan menyuruh ini itu membuat saya semakin tidak enak saat melihat ekspresi teman-teman perempuan. Mau makan menambah pikiran, tidak makan lapar. Hal itu juga yang membuat salah satu teman kelompok saya memilih jarang makan.
Cukup beratnya pekerjaan perempuan ditambah hampir tidak adanya rasa kepedulian dari laki-laki untuk sekedar menawarkan atau berbagi pekerjaan, sehingga membuat wanita mengungkapkan semua unek-unek  yang selama ini dipendam, dan terjadilah malam yang saya sebut sidang akbar. Di malam itu semua di ungkapkan, baik laki-laki maupun  perempuan dengan tujuan agar lebih terbuka dan saling mengerti satu sama lain. Peraturan KKN yang baru benar-benar berbeda, dalam KKN yang sebelumnya kita memilih anggota sendiri sehingga sedikit sudah mengetahui karakter teman sendiri, namun sekarang kami harus menyadari bahwa KKN sekarang berbeda, dan membuat kami seharusnya mencoba beradaptasi dan lebih saling mengerti dengan lingkungan baru ini.
KKN sejatinya adalah kuliah kerja nyata, mengabdi, bersosialisasi dan dibutuhkan kerja kita sesungguhnya bukan sekedar menjaga hubungan dengan orang-orang yang mempunyai kuasa. Bukan hanya ucapan  semangat saat merancang program kerja namun juga kebersamaan saat program itu dilaksanakan. Hal ini juga yang membuat unek-unek saya kadang terasa berat untuk di ungkapkan. Mungkin karena dulu di kampung saya berada merupakan lingkungan pesantren sehingga kami dahulu tak segan untuk saling mengingatkan dan bahkan menegur jika ada hal yang salah dan kurang berkenan. Namun sekarang adalah KKN, teman dari berbagai Jurusan, daerah, dan latar belakang. Saya terus mencoba memahami sikap satu sama lain.
Masalah-masalah yang terjadi adalah salah satu pendewasaan dalam kelompok ini. Saya tidak bisa memaksakan kehendak seseorang untuk selalu sama dengan yang saya harapkan, mungkin sedikit mengingatkan jika sudah agak kelewatan. Akhirnya saya mencoba memahaminya, teman- teman ini adalah teman yang saling melengkapi, sebagian ada yang senang bertemu dan mencari orang-orang penting karena mempunyai banyak jaringan namun dia kurang suka saat kegiatan yang melibatkan fisik, ada pula yang benar tidak suka saat sudah berhubungan dengan orang yang lebih atas karena tidak mempunyai jaringan ataupun pengalaman berbicara


namun sangat membantu dan aktif saat program dilaksanakan termasuk yang melibatkan fisik. Saya pun menyadari, banyak sekali kekurangan saya di kelompok ini.
KKN adalah pembelajaran secara langsung, bagaimana orang yang dahulunya jarang merasakan hidup di lingkungan dengan keadaan sosial yang erat sekarang terpaksa belajar untuk bermasyarakat dan menjaga sosialisasi serta silaturrahmi satu sama lain. Di dalam masyarakat lebih dibutuhkan kerja nyata dibanding omongan belaka. Itulah kenapa setidaknya bagi kita yang belum pernah merasakan bagaimana kita hidup bergotong-royong, meski tidak memberi dampak apa-apa setidaknya mencoba ikut belajar bergotong-royong dalam kegiatan apapun.


Menjadi Om di Rumah Baru

Kampung Baru Asih, adalah kampung yang berada di RW 03 Kelurahan Muncul, Setu, Tangerang Selatan. Kampung dimana warganya sangat kompak dan dipimpin oleh kepala RW yang berkharisma, Bapak Rajat Iskandar atau akrab dipanggil Pak Jaro. Di kampung ini aktif dilakukan kegiatan sosial maupun keagamaan. Warga yang sangat ramah dan menyambut kami dengan hangat. Kami pun semakin bersemangat mengabdi di sini. Kampung Baru Asih adalah kampung yang sebenarnya dari segi infrastruktur sudah bagus, semua bangunan sudah layak, jalanan mudah diakses dan sekolah pun ada.
Sesuai dengan program kerja kelompok, yaitu salah satunya mengajar SD, TPA, dan Bimbingan Belajar (Bimbel), dengan semangat saya menjalankannya. SDN 2 Muncul, adalah SD dimana kami mengabdi selama sebulan kedepan, hal ini mengingatkan saya saat masa sekolah dulu, namun sekarang sudah berbeda. Saat selesai mengajar, siswa-siswi SD ini mulai ingin mengakrabkan diri, dan muncul pertanyaan yang sering ditanyakan “Kak id line-nya apa?”, “Nama akun ig-nya apa kak?. Ternyata teknologi sudah begitu cepat masuk ke kampung ini.
Bimbel merupakan program kerja KKN kami yang sangat disukai anak-anak kampung ini. Hampir semua anak-anak SD dan sedikit dari SMP yang ada di Kampung Baru Asih mengikuti bimbel ini. Sedikit ilmu yang saya punya semoga bermanfaat bagi adik-adik yang semangat belajar dan saya bagikan lewat bimbel ini. Selain itu, mengaji adalah kegiatan harian yang rutin dilaksanakan di Kampung Baru Asih ini. Karena banyak nya tempat mengaji TPA, sehingga membuat kami harus membagi orang  untuk


mengajar ngaji di berbagai TPA, meskipun tidak dapat kami jangkau  semua. Saya mengajar ngaji di Madrasah Pak Djuhaeruddin, di madrasah ini anaknya sangat susah sekali diatur, apalagi jika beliau tidak hadir. Sistem yang ada mungkin menerapkan anak-anak yang penting mau mengaji dari pada tidak sama sekali. Sehingga membuat anak-anak mengaji seenaknya dan dengan bacaan minim tajwid. Sedikit berusaha saya mengajar dengan tajwid yang benar, namun ada pula anak yang tidak mau memperhatikan dan tetap membaca ala kadarnya.
Pak Djuhaeruddin adalah salah satu tokoh masyarakat Kampung  Baru Asih. Selain mengajar ngaji, beliau merupakan kepala sekolah SDN 2 Muncul, dan bisa disebut juga ulama’ Kampung Baru Asih. Banyak  pelajaran yang saya ambil dari beliau, kewibawaannya membuat anak-anak dan warga segan dan nurut dengan beliau. Keihklasannya untuk mengabdi, termasuk mengajar madrasah sore dan malam, tanpa imbalan apapun, semoga Allah membalas semua amal kebaikan beliau. Beliau juga  sedikitpun tidak pernah merasa mengeluh dengan keadaan tempat tinggalnya yang kalau dilihat kurang layak untuk kepala sekolah dan seorang tokoh masyarakat.
Semakin hari saya semakin nyaman di kampung ini. Anak-anak hampir setiap hari mengunjungi tempat kontrakan kami baik laki-laki maupun perempuan. Om, itulah sapaan akrab anak-anak sekitar tempat kami tinggal. Setiap hari saya mendengar panggilan ini. Anak-anak yang aktif dan lucu, dan juga orang tua mereka pun tidak membatasi untuk bermain-main bersama kami. Muka polos dengan santainya minta jajan, ingin main, menandakan mereka tidak menganggap kami orang asing lagi. Mungkin mereka benar-benar menganggap kami adalah om mereka.
Selain para tokoh masyarakat dan anak-anak, tentu ada pemuda di kampung ini. Dan baru di minggu kedua KKN saya mengenal pemuda di sini. Pemuda yang menurut Pak Jaro sempat sepi, dan akhirnya berkumpul kembali untuk mengaktifkan organisasi pemuda Kampung Baru Asih, yaitu Forum Bina Muda (FBM). Saya pertama kali bertemu mereka saat rapat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-71. Pemuda yang aktif dan berpengalaman karena semuanya adalah pemuda berpendidikan dan aktif organisasi di kampus maupun sekolah. Di sinilah saya mengenal banyak pemuda Kampung Baru Asih di antaranya Mas Bari, Jurnalistik Tangerang Online, dan Mas Mukhlis, ketua Taman Pelajar Pemuda Bersatu (TPPB). Mereka berdua sangat  senang  dengan kehadiran  KKN  kami dan    dengan


sukarela membantu jika kami memerlukan bantuan. Mas Mukhlis adalah pemuda yang dengan inisiatif dia sendiri, menjadikan kamar rumahnya sebagai secretariat TPPB. Tidak aktifnya Taman Baca yang ada di RW 03 karena tidak adanya perhatian dari kelurahan, membuat Mas Mukhlis mendirikan TPPB. “Banyak bakat dan keahlian anak kampung sini dan jika tidak dibina akan sia-sia, sehingga sedikit ilmu yang pemuda punya semoga bisa membimbing dan menyalurkan minat dan bakat anak”, begitulah kata Mas Mukhlis.
Dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit program kerja yang kami rencanakan selesai satu persatu. Tidak terasa sampailah di hari penutupan, momen perpisahan yang membuat saya terkesan meskipun hanya satu bulan saya di sini. Dari perpisahan di SDN 2 Muncul, makan bersama warga dimalam harinya, dan penutupan di kelurahan adalah momen terakhir saya di sini. Kampung Baru Asih, kampung yang akan selalu saya ingat. Senyum bahagia anak-anaknya, kekompakan pemudanya, serta tauladan para orang tua sudah sangat jarang ditemui di banyak kampung di negeri ini. Semoga dilain waktu saya dapat mengunjungi kampung ini lagi.

Andaikan Aku Warga Kampung Baru Asih

Dengan latar belakang saya yaitu mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan alumni salah satu Pesantren di Demak, saya berharap bisa ikut memberikan dampak di kampung ini dengan membina anak-anak dan berkarya bersama pemuda di sini, terutama dalam hal agama dan teknologi. Perubahan sistem mengaji TPA yang ada, harus ditata sedikit demi sedikit agar lebih terstruktur. Selain itu membina anak agar memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dengan benar adalah merupakan suatu keharusan agar anak tidak ikut terpengaruhi budaya-budaya yang tak pantas.
Kampung yang wilayahnya dekat Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) dan juga kota maju, Serpong, sungguh harus dijaga agar tingkah laku serta ilmu yang warga kampung sini miliki terarah dan diterapkan dengan benar. Sehingga sesuai dengan semboyan kota Tangerang Selatan, Cerdas Modern Religius. Aiih, begitulah kata warga kampung ini.